Uninterruptible Power Supply (UPS)
Pengertian UPS
Uninterrutible Power Supplies (UPS) yang juga dikenal
dengan istilah “uninterruptible power source” adalah perangkat ektronik yang
mampu menyediakan cadangan listrik sementara ketika arus listrik utama
terputus. UPS mampu memberikan perlindungan hampir seketika saat terjadi
pemutusan sumber listrik. Perangkat UPS ini dapat digunakan untuk melindungi
segala jenis alat elektronik yang sensitif terhadap ketidakstabilan arus dan
tegangan listrik.
Penyimpangan daya
seperti adanya gangguan listrik dapat menyebabkan dampak yang parah pada beban
yang sensitif atau penting dalam sistem kelistrikan. Sistem Uninterruptible
power supplies atau disingkat UPS dapat diandalkan dalam mengalirkan daya ke
beban yang sensitif tanpa terputus dan memiliki kualitas daya yang tinggi
sehingga dampak tersebut dapat dikurangi. Selama gangguan listrik terjadi, UPS
menyediakan daya cadangan menjaga sistem peralatan listrik pada beban untuk
tetap berjalan dalam waktu yang cukup lama, sehingga sistem peralatan listrik
pada beban tersebut dapat dimatikan secara normal. Sistem UPS secara khusus
diperlukan di tempat – tempat di mana energi listrik sering terjadi pemadaman
(Adel Nasiri, 2011: 627).
Fungsi dan Cara Kerja UPS
1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika
terjadi kegagalan daya pada listrik utama.
2. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera
menghidupkan genset sebagai pengganti listrik utama.
3. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera
melakukan back up data dan mengamankan [[sistem operasi] (OS) dengan melakukan
shutdown sesuai prosedur ketika listrik utama padam.
4. Mengamankan sistem komputer dari gangguan-gangguan
listrik yang dapat mengganggu sistem komputer baik berupa kerusakan software,
data maupun kerusakan hardware.
5. UPS secara otomatis dapat melakukan stabilisasi tegangan
ketika terjadi perubahan tegangan pada input sehingga tegangan output yang
digunakan oleh sistem komputer berupa tegangan Yang stabil.
6. UPS dapat melakukan diagnosa dan management
terhadap dirinya sendiri sehingga memudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika
akan terjadi gangguan terhadap sistem.
7. User friendly dan mudah dalam installasi.
8. User dapat melakukan kontrol UPS melalui jaringan
LAN dengan menambahkan beberapa accessories yang diperlukan.
9. Dapat diintegrasikan dengan jaringan internet.
10. Notifikasi jika terjadi kegagalan dengan melakukan
setting software UPS management
Blok Diagaram UPS dan Cara kerjanya
Dalam UPS, sarana penyimpanan energi (Energy Storage),
umumnya adalah baterai. Terdapat dua pengubah tegangan, yaitu penyearah
(Rectifier) dan Inverter. Penyearah (Rectifier) merupakan pengubah tegangan
masukan AC menjadi tegangan DC yang umumnya dapat menggunakan rangkaian catu
daya DC. Catu daya DC tersebut bertugas mengisi energi listrik ke dalam baterai
(Energy Storage). Sedangkan Inverter, memberikan fungsi menghasilkan tegangan
keluaran berupa tegangan AC dari masukan sumber tegangan DC yang dihasilkan
oleh baterai untuk penggunaan kebutuhan beban (Critical Load).
Blok
filter diperlukan jika beban merupakan motor induksi AC. Saat pemadaman listrik
terjadi, energi listrik yang tersimpan dari baterai (Energy Storage) memberikan
energi ke beban (Critical Load) secara terus menerus sampai energi dari baterai
melemah. Tingkat lama penggunaan UPS dalam mensuplai energi ke beban tergantung
dari ukuran kapasitas baterai yang digunakan.
Komponen – Komponen UPS
1. Catu Daya DC (Rectifier)
Sumber masukan catu daya DC memiliki tegangan yang
relatif tinggi, digunakanlah sebuah transformator step-down dengan rasio
lilitan yang sesuai untuk mengkonversi ke tegangan rendah. Keluaran AC darisisi
sekunder transformator kemudian disearahkan dengan menggunakan dioda-dioda
penyearah (rectifier), menghasilkan output DC yang masih kasar (DC berdenyut).
Output ini kemudian dihaluskan dengan kapasitor yang dirangkai sedemikian rupa
dan kemudian difilter sebelum disalurkan ke sebuah rangkaian yang akan
mengatur/menstabilkan tegangan agar output ini tetap berada dalam keadaan yang
relatif konstan dan teratur.
2. Baterai
Baterai aki atau bisa disebut dengan aki adalah sebuah
alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam bentuk energi
kimia. Fungsi Aki adalah seebagai alat untuk menghimpun tenaga listrik (dipakai
pada mesin mobil dsb), penghasil dan penyimpan daya listrik hasil reaksi kimia,
dan peranti untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga kimiaatau sebaliknya.
Menurut Aslimeri (2008: 37) Baterai aki atau
accumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses
elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya
yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel, adalah
didalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga
listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga
kimia,pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang
dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah ( polaritas ) yang
berlawanan didalam sel
2.1 Prinsip Kerja Baterai Secara Umum
a. Proses discharge pada sel berlangsung
menurut skema Gambar 2.10(a). Bila sel dihubungkan dengan beban, maka elektron
mengalir dari anoda melalui beban ke katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir
ke anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda.
b. Pada proses pengisian menurut skema
Gambar 2.10(b), adalah bila sel dihubungkan dengan catu daya maka elektroda
positif menjadi anoda dan elektroda negative menjadi katoda dan proses kimia
yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari
anoda melalui power suplai ke katoda.
2. Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke anoda.
3. Ion-ion positif mengalir dari anoda ke katoda.
Jadi reaksi kimia pada saat pengisian (charging)
adalah kebalikan dari saat pengosongan (discharging) (Aslimeri.dkk, 2008:
37-38).
3. Inverter
Inverter adalah rangkaian listrik yang digunakan untuk
mengubah tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak-balik (AC) (A.E.
Fitzgerald, 1985: 394). Inverter sebagai pengubah DC ke AC, pada umumnya output
yang dikeluarkan berupa satu fasa dan tiga fasa. Terdapat dua jenis inverter.
Jenis inverter yang inputnya adalah sumber tegangan DC dikenal sebagai inverter
VSI (voltage-source inverters), sedangkan jenis inverter yang inputnya adalah
sumber arus DC dikenal sebagai inverter CSI (currentsource inverters). Pada
prakteknya, inverter yang lebih sering digunakan adalah VSI, sedangkan CSI
penggunaannya terbatas pada kontrol motor AC dengan daya yang sangat besar
(Attila Karpati, 2002: 200).
3.1 Prinsip Kerja Inverter
Prinsip kerja inverter secara sederhana dapat
dijelaskan dengan menggunakan saklar mekanik, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.13 dibawah ini.
Bila kedudukan S1 dan S2 pada A, beban L mendapat
tegangan positif, dan sebaliknya jika S1 dan S2 pada B, beban L mendapat
tegangan positif dari arah yang berlainan. Dengan demikian jika pemindahan
saklar S1 dan S2 secara bergantian akan menghasilkan tegangan bolak-balik,
dengan amplitudo ditentukan oleh besarnya sumber, frekuensi ditentukan oleh perpindahan
saklar.
Bentuk gelombang tegangan keluaran inverter ideal
adalah sinusoidal. Namun dalam prakteknya bentuk gelombang keluaran inverter
tidak sinusoidal dan mengandung harmonisa. Seiring dengan dinamika perkembangan
teknologi dalam elektronika daya, sering dilakukan penelitian-penelitian untuk
memperbaiki kualitas daya yang dihasilkan oleh inverter. Salah satunya adalah
dengan menggunakan teknik pensaklaran dengan sinyal PWM (Pulse Width
Modulation).
Macam – Macam UPS
1. UPS Off-Line
Pada UPS Off-Line rectifier dan inverter berada dalam
satu unit. Dalam keadaan gangguan, switch akan berpindah sehingga suplai daya
dari suplai utama terblok. Akibatnya akan mengalir arus DC dari baterai menuju
inverter.
Prinsip Kerja UPS Off-Line:
- Pada saat UPS mendapat supply dari sumber listrik
utama, output UPS langsung dari sumber listrik utama.
- Pada saat sumber listrik utama mati atau diluar
range yang telah ditentukan UPS bekerja dari inverter (Pengubah listrik DC dari
Battere menjadi Listrik AC 220).
- Perpindahan dari supply listrik ke supply batere
tersebut terdapat waktu pindah (transfer time) +/- 2ms - 4ms yang dapat
mengakibatkan komputer restart, hal ini jarang terjadi tetapi masih ada resiko
komputer restart
Diagram Blok UPS Off-Line
2. UPS On-Line
Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter
yang terpisah. Dalam keadaan gangguan, suplai daya ke rectifier akan diblok
sehingga akan ada arus DC dari baterai ke inverter yang kemudian diubah menjadi
AC.
Prinsip Kerja UPS On-line
- UPS akan bekerja selalu dari inverter baik UPS
bekerja dari sumber listrik utama maupun sumber listrik utama mati (UPS bekerja
dari battere).
- Pada system online ini pada umumnya terdapat
converter AC to DC sebagai pengganti batere pada saat UPS bekerja dari sumber
listrik utama. Jadi perpindahan itu terjadi dari converter ke batere atau
sebaliknya.
- Inverternya tetap bekerja untuk mensupplay tegangan
AC 220 pada output UPS. Sehingga tidak ada transfer time pada saat perpindahan
dari sumber listik utama ke batere atau sebaliknya.
Diagram Blok UPS On-Line
Referensi:
1. http://doddyangryawan.blogspot.com/2010/09/uninteruptible-power-supply-ups.html
2. https://adliap20a.blogspot.com/2019/08/uninterruptible-power-supply-ups.html
No comments:
Post a Comment